Surat Ar Rahman Ayat 13 Arab Latin dan Terjemahannya
Surat Ar Rahman Ayat 13 Arab Latin dan Terjemahannya - Surat Ar Rahman adalah Surat ke-55 dalam al-Qur'an dan tergolong dalam surat makkiyah. Surat Ar Rahman terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Ciri khas Surat Ar Rahman ini adalah kalimat berulang 31 kali yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.
Berikut ini ayatnya yang berulang 31 kali dalam Bacaan Surat Ar Rahman
Ciri khas Surat Ar Rahman ini adalah kalimat berulang 31 kali yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.
Berikut ini ayatnya yang berulang 31 kali dalam Bacaan Surat Ar Rahman
فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ١٣
Fabiayyi alai rabbikuma tukaththibani
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Kalimat ini diulang dalam ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77 dalam surat Ar Rahman.
“Kalimat ini (Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan) memerintahkan jin dan manusia untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan tidak mendustakannya,” terang Syaikh Amru Khalid.
Imam As Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur`an menjelaskan bahwa pengulangan kalimat Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan itu untuk memantapkan pemahaman dan menekankan betapa pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat itu setelah menyadarinya bahwa ia datang dari Allah Azza wa Jalla.
Bentuk rasa syukur seharusnya menambah keimanan kita; mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Beribadah kepada Allah, dan menjauhkan diri dari maksiat. Celakalah orang yang kufur nikmat, dan berbahagialah orang yang bisa mensyukuri nikmat. Karena ketika ia bersyukur, Allah menambahkan nikmat-Nya.
Kalimat ini diulang dalam ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77 dalam surat Ar Rahman.
“Kalimat ini (Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan) memerintahkan jin dan manusia untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan tidak mendustakannya,” terang Syaikh Amru Khalid.
Imam As Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur`an menjelaskan bahwa pengulangan kalimat Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan itu untuk memantapkan pemahaman dan menekankan betapa pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat itu setelah menyadarinya bahwa ia datang dari Allah Azza wa Jalla.
Bentuk rasa syukur seharusnya menambah keimanan kita; mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Beribadah kepada Allah, dan menjauhkan diri dari maksiat. Celakalah orang yang kufur nikmat, dan berbahagialah orang yang bisa mensyukuri nikmat. Karena ketika ia bersyukur, Allah menambahkan nikmat-Nya.