Mengenal Sifat Allah Ar-rahman & Ar-rahim

Advertisement
Mengenal Sifat Allah Ar-rahman & Ar-rahim - Ar Rahman dan Ar Rahim. Keduanya adalah nama yang mulia dari nama-nama Allah Swt. Kedua nama ini menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat rahmat, kasih sayang, yang merupakan sifat hakiki bagi Allah dan sesuai dengan kebesaran-Nya.

Apa sih perbedaan maha pengasih dan maha penyayang? Secara harfiyah keduanya memang sama tapi dalam segi af’al keduanya memang ada perbedaan yang sangat signifikan. Mari kita telaah hal ini dengan ilmu nahwu sharaf atau ilmu tentang gramatikal bahasa Arab.
Arrahman dan Arrahim

Mengenal Sifat Allah Ar-rahman & Ar-rahim


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Diantara 99 asma Allah, yang terpilih dalam kalimat basmalah hanyalah du sifat yaitu ar-Rahman dan ar-Rahim. Adakah ini satu kebetulan belaka? tanpa maksud tertentu dari Allah? Maha suci Allah dari sifat kebetulan, semua apa yang berasal dariNya memiliki fungsi-fungsi dan makna-makna tersendiri.

Beberapa ulama mengatakan, sifat ini terpilih agaknya karena kedua sifat ini (memiliki akar kata yang sama) yang paling dominan diantara sifat-sifat yang lain, sebagaimana Allah menegaskan: “Rahmat-Ku mencakup segala sesuatu” (QS 7:156).

Dari Abu Hurairah RA dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Dari seratus rahmat tersebut, hanya satu yang diturunkan Allah kepada jin, manusia, hewan jinak dan buas. Dengan rahmat tersebut mereka saling mengasihi dan menyayangi, dan dengan rahmat itu pula binatang buas dapat menyayangi anaknya.

Adapun sembilan puluh sembilan rahmat Allah yang lain, maka hal itu ditangguhkan Allah. Karena Allah hanya akan memberikannya kepada para hamba-Nya yang shalih pada hari kiamat kelak". (HR Muslim 8/96)

Ketika seseorang membaca Basmalah, maka makna-makna di atas diharapkan menghiasi jiwanya. Ini membawa kepada kesadaran akan kelemahan diri serta kebutuhan kepada Allah. Yang membaca basmalah juga seharusnya menghayati yang tercurah bagi seluruh makhluk. Kalau yang demikian itu tertanam di dalam jiwa, maka pasti nilai-nilai luhur terjelma keluar dalam bentuk perbuatan, karena perbuatan merupakan cerminan dari suasana kejiwaan.

Yang membaca basmalah akan mencurahkan rahmat dan kasih sesuai pola tuhan mencurahkan Rahmat-Nya, yang tidak hanya menyentuh sang muslim, tetapi juga yang kafir, bahkan seluruh makhluk tanpa kecuali. Bukankan dengan membaca ar-Rahman tergambar dalam benaknya rahmat tuhan yang menyentuh seluruh alam? Bukankah pula Nabi Muhammad SAW yang menjadi tauladan seorang muslim membawa rahmat keseluruh alam? Demikian juga saat ia mengucap ar-Rahim, maka yang terlintas dalam pikirannya adalah rahmat Allah yang akan membawa kenikmatan akhirat, tentu ia diharapkan akan melakukan perbuatan yang tidak hanya bermanfaat di dunia tetapi juga harus bermanfaat di akhirat.

Muncul satu pertanyaan, ada seseorang yg berbuat tanpa mengucapkan basmalah tetapi hasilnya lebih bagus, misalnya teknologi yang kita rasakan begitu canggih saat ini dibuat oleh orang yg tidak mengucap basmalah? Betul, bisa saja yang tidak mengucap basmalah menghasilkan output yg besar, tetapi output yang dihasilkan olehnya tidak menghasilkan outcome (manfaat), apa yang dihasilkannya di dunia, tidak menjadi harta-bendanya di akhirat. Bisa saja yang membaca basmalah, menghasilkan output yang kecil, tetapi itu menghantarkannya kepada keridhaan Allah.

Perbedaan Ar-rahman dan Ar-rahim

Makna dari الرَّحْمَنِ adalah yang maha pengasih sedangkan makna dari الرَّحِيمِ adalah yang maha penyayang. Sebenarnya Allah SWT mempunya perbadaan dalam sifatnya itu, jika Allah SWT mempunyai sifat الرَّحْمَنِ maka Allah SWT adalah maha pengasih, dalam tanda kutip Dia mengasihi seluruh makhluk ciptaanya dalam dunia dan akhirat, dengan kata lain manusia baik itu Islam atau kafir, hewan-hewan serta tumbuh-tumbuhan. Sedengkan jika Allah bersifat الرَّحِيمِ maka Allah SWT adalah maha penyayang, tapi dalam tanda kutip Dia hanya mengasihi seluruh umat Islam dan hanya pada saat di akhirat nanti.

Kita ambil sebuah contoh, dalam hidup ini banyak sekali orang-orang kafir yang memang sukses dan kaya akan tetapi kita tidak bisa menganggap kalau Allah SWT tidak adil, Allah SWT adalah dzat yang maha adil. Kenapa seperti itu? Jawabannya karena Allah SWT mempunyai sifat الرَّحْمَنِ sehingga Allah SWT mengasihi orang-orang kafir yang memang sukses dan kaya itu karena mereka juga memang makhluk Allah SWT akan tetapi hal ini hanya berlaku di dunia. Sebaliknya, Allah SWT hanya menyayangi umat Islam disaat mereka berada dalam kesusahan waktu di akhirat kerena Allah SWT mempunyai sifat الرَّحِيمِ.

Setidaknya seperti diatas kalau kita kaji makna dari kedua sifat itu, memang secara global keduanya mempunyai makna yang bisa dibilang sama tapi keduanya memang mempunyai makna yang jauh berbeda dalam kenyataannya. Dengan demikian, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Ar-Rahman adalah yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu di dunia, karena bentuk kata/wazan fa’lan itu menunjukkan penuh dan banyak. Sedangkan Ar-Rahim, yang rahmat-Nya khusus terhadap kaum mukimin di akhirat.
 
Advertisement

Subscribe to receive free email updates: